Darmin Nasution usai
dilantik sebagai Menteri Koordinator Perekonomian menggantikan Sofyan
Djalil di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/8). (CNN
Indonesia/ Safyra)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Menteri Koordinator bidang Perekonomian yang baru,
Darmin Nasution mengaku telah memprioritaskan tiga persoalan yang akan
dibereskan dalam waktu dekat. Ini dilakukan lantaran persoalan tadi
ditengarai menjadi musabab dari adanya permasalahan di
sektor perekonomian tanah air belakangan ini.
"Sebetulnya banyak yang harus dikerjakan. Tetapi kan harus ada prioritas, nggak
bisa mau mengerjakan semuanya," ucap Darmin usai serah terima
jabatan di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/8).
Darmin
mengatakan persoalan pertama yang menjadi perhatiannya
ialah problematika di sektro pangan, yang berkaitan erat dengan inflasi.
Seperti diketahui, beberapa waktu terakhir Indonesia dihadapkan dengan
gejolak harga pangan seperti kenaikan harga daging hingga maslah
ketersedian pangan.
Tak ayal, matan Gubernur Bank Indonesia (BI)
ini pun menyatakan akan memprioritas pembenahan sektor pangan sebagai
prioritas pertama.
"Tentu juga sangkutannya dengan masalah
kekeringan, ya kan nanti di dalamnya bisa bicara dengan harga daging dan
macam-macam," tutur Darmin.
Sementara untuk persoalan kedua, katanya adalah problematika fiskal yang
berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran negara, khususnya di sektor
pertambangan dan perkebunan yang selama ini menjadi komoditas
utama dalam negeri.
Oleh karena itu, cetusnya pemerintah akan
terus mendorong sektor tersebut dengan mempercepat proyek infrastruktur
padat karya seperti pembangunan irigasi tersier, yang secara
tak langsung berkaitan dengan ketersediaan pangan.
"Kalau
irigasi tersier itu bisa dikerjakan sembari kemudian orang bisa dapat
gaji dari situ. Tetapi itu tergantung di APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara) uangnya seperti apa, ada anggarannya atau nggak," ujar Pria yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak itu di medio 2006 sampai 2009.
Sedangkan
persoalan ketiga adalah problematika investasi yang dikaitkannya dengan
arus modal masuk (capital inflow) ke Tanah Air. Menurut Darmin, makin
minimnya capital inflow disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar rupiah akhir-akhir ini membuat negara kekurangan
"Darimana
datangnya capital inflow itu? Investasi kan bisa PMA (Penanaman Modal
Asing), PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), bisa juga karena
pemerintah menerbitkan bonds di pasar internasional atau bisa juga
swasta yang menerbitkan," tandasnya.

Tagged with: Ekonomi
No comments :